tag:blogger.com,1999:blog-67486093710242508172024-03-12T17:21:53.246-07:00Sengonmudah dan gratishttp://www.blogger.com/profile/09201199135029691039noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-6748609371024250817.post-73006133886223522352012-08-16T17:41:00.001-07:002012-08-16T17:41:16.926-07:00Pengapuran Tanah Masam Pada Lahan Sengon<h3 class="post-title entry-title">
<a href="http://budidayasengon.blogspot.com/2010/11/pengapuran-lahan-masam-pada-lahan.html"></a>
</h3>
<div class="postmeta-primary">
<span class="meta_date">15:54</span>
<span class="meta_categories"><a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/albasia" rel="tag">albasia</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/dolomit" rel="tag">dolomit</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/kapur" rel="tag">kapur</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/masam" rel="tag">masam</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/pengapuran%20lahan" rel="tag">pengapuran lahan</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/ph%20meter" rel="tag">ph meter</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/sengon" rel="tag">sengon</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/tanah" rel="tag">tanah</a></span>
<span class="meta_comments"></span>
</div>
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOJIAoFm8GI/AAAAAAAAAcM/7VPVMywshTo/s1600/20090716113355_pohon_sengon.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5540069667217272930" src="http://1.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOJIAoFm8GI/AAAAAAAAAcM/7VPVMywshTo/s400/20090716113355_pohon_sengon.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 300px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 400px;" /></a>Lahan
di Indonesia mempunyai spesifikasi yang beraneka ragam. Secara prinsip
tanaman sengon sangat mudah hidup dan beradaptasi. Akan tetapi kondisi
lahan juga sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman sengon itu
sendiri, khususnya pada lahan dengan pH masam atau sangat rendah.<br /><br />Agar pertumbuhan tanaman sengon atau albasia bisa tumbuh dengan optimal maka pH tanah harus dinetralkan terlebih dahulu.<br /><br />Dan untuk mengetahui kualitas pH tanah bisa menggunakan alat pH meter yang banyak tersedia di toko-toko pertanian.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">A. Pengertian Dasar</span><br />Tanah masam adalah tanah ber-pH rendah (pH dibawah 6), semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya.<br /><span style="font-weight: bold;">B. Kendala Tanah Masam</span><br /><ol>
<li>Unsur
hara makro (terutama N,P,K,Ca,Mg) tidak tersedia dalam jumlah cukup,
efektifitas dan efisiensi pemupukan makro (urea, TSP, KCl) juga rendah.</li>
<li>Beberapa unsur (terutama Al dan Fe) tersedia berlebih sehingga sering meracun pada tanaman.</li>
<li>Menghambat perkembangan mikroorganisme tanah.</li>
</ol>
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOJIr1o6vzI/AAAAAAAAAcU/cBPRcXr0i9s/s1600/ph%2Bmeter%2Bmanual.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5540070409589407538" src="http://2.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOJIr1o6vzI/AAAAAAAAAcU/cBPRcXr0i9s/s400/ph%2Bmeter%2Bmanual.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 160px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 160px;" /></a><span style="font-weight: bold;">C. Pengapuran untuk Meningkatkan pH Tanah</span><br />Perbaikan
pH tanah bisa diakatakan menyelesaikan 50% masalah kesuburan tanah.
Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan pengapuran menggunakan
kapur pertanian (kaptan) atau dolomit. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan :<br /><ol>
<li>Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2
minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat
bereaksi dengan tanah.</li>
<li>Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.</li>
<li>Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.</li>
<li>Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.</li>
<li>Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha.</li>
</ol>
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Catatan</span><br /><span style="font-style: italic;">Dolomit juga harus secara rutin digunakan pada tanah pH normal, karena unsur Ca dan Mg pada dolomit sangat dibutuhkan tanaman.</span><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Sumber : http://budidayasengon.blogspot.com/2010/11/pengapuran-lahan-masam-pada-lahan.html</span>mudah dan gratishttp://www.blogger.com/profile/09201199135029691039noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6748609371024250817.post-58716362224007143862012-08-16T17:38:00.004-07:002012-08-16T17:38:48.998-07:00Waspadai Tanaman Sengon Terserang Penyakit Karat Puru<div class="postmeta-primary">
<span class="meta_date">16:21</span>
<span class="meta_categories"></span>
<span class="meta_comments"></span>
</div>
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOJOJKPQl6I/AAAAAAAAAcc/YYLhyTjRiGE/s1600/karat%2Bpuru%2Bsengon.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5540076410893277090" src="http://1.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOJOJKPQl6I/AAAAAAAAAcc/YYLhyTjRiGE/s400/karat%2Bpuru%2Bsengon.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 217px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 232px;" /></a>PETANI
tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) harus mewaspadai terhadap
serangan penyakit karat puru yang disebabkan oleh jamur Uromycladium
tepperianum yang kini mewabah,karena bisa mematikan tanaman secara
besar-besaran,sehingga dapat merugikan.<br /><br /> Buktinya,sebanyak
309.760 batang pohon tanaman sengon milik petani di 10 kecamatan yang
ada di Kab.Tasikmalaya terserang penyakit karat puru,yang sudah
berlangsung sejak beberapa bulan lalu.Hal itu diungkapkan Koordinator
Penyuluh Kehutanan (KPK) Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun)
Kab.Tasikmalaya Endang Supriatna,SP.<br /><br /> Selanjutnya dia
mengatakan,tanaman sengon/albasiah yang terserang penyakit karat puru
tersebut tersebar pada lahan seluas 710,40 hektar dari luas total hutan
rakyat seluas 33.446,17 hektar. ”Akibat serangan penyakit karat puru
tersebut,maka kerugian yang dialami para petani tanaman sengon di
Kab.Tasikmalaya diperkirakan mencapai Rp.4.115.023.350.”jelasnya.<br />
Kehadiran penyakit karat puru dapat menyerang tanaman sengon,mulai dari
persemaian sampai pada tingkat lapangan (pucuk,ranting,cabang dan
batang).Adapun gejala awal terlihat berupa benjolan yang berwarna
cokelat muda sampai cokelat tua pada tulang daun ataupun pada pucuk
bibit tanaman,yang lama-kelamaan akan membesar sampai mencapai ukuran
diameter lebih dari 10 cm.Apabila karat puru telah menjadi tua,maka
benjolan/tumor (Gall) akan berubah warna menjadi merah tua sampai hitam
(Hardi,2005).<br /><br /> Serangan penyakit karat puru pada tanaman muda
menyebabkan pertumbuhan tanaman sengon terganggu dan pada serangan yang
lebih berat dapat batang atau cabang patah bila tertiup angina.Apabila
hampir seluruh bagian tanaman telah dipenuhi dengan benjolan penyakit
maka daun akan mengering,rontok dan akhirnya tanaman mati.<br /><br />
Adapun gejala awal serangan penyakit karat puru ini ditandai dengan
adanya garis-garis putih memanjang di bagian pucuk (warna pucuk agak
kehitaman dan bersifat kaku),kemudian berkembang membengkak hingga
menyerupai tumor (gall) pada pucuk dengan warna putih pucat,kemudian
berubah menjadi cokelat tua.Serangan pada tanaman di lapangan dapat
dilihat pada pucuk,ranting,cabang dan batang.Gejala yang diperlihatkan
ditandai dengan daun berwarna kuning,lama kelamaan gugur kemudian
tanaman menjadi gundul dan mati.<br /> Dalam upaya mengatasi munculnya
serangan penyakit karat puru terhadap tanaman sengon yang dapat
merugikan para petani,maka perlu dilakukan upaya pencegahan sedini
mungkin,dengan melakukan langkah-langkah berikut ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Imunisasi</span><br />
Cara pencegahan secara immunisasi merupakan pencegahan yang sangat
mendasar terhadap munculnya serangan penyakit tanaman.Immunisasi
dilakukan sedini mungkin yang dimulai sejak penyimpanan benih,yaitu
mencampur benih dengan fungisida.Perendaman benih dengan fungisida
berbahan aktif tembaga sulfat sebelum benih ditabur.Menggunakan media
semai yang telah disterilkan.Juga menghindari penggunaan pupuk kotoran
ayam karena sangat rentan terhadap timbulnya serangan penyakit,terutama
karat puru.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Silvikultur</span><br />
Upaya pencegahan secara silvikultur ini meliputi berbagai kegiatan
silvikultur,antara lain; pengaturan jarak tanam yang sesuai,pemupukan
yang tepat dan teratur,pemangkasan,pengendalian gulma secara selektif,
pengapuran pada tanah masam dan menggunakan pola tanam multikultur.
Untuk penanaman diperlukan tanaman pelindung seperti nimba untuk
mengandalikan serangan hama sebagai vector penyakit.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Mekanik</span><br />
Pencegahan secara mekanik ini dilakukan dengan memangkas bagian
tanaman yang terserang kemudian ditimbun ke dalam tanah (kedalaman
minimal 30 cm dari permukaan tanah).Untuk tanaman sengon muda
dilakukan pewiwilan secara teratur terutama untuk tanaman yang berumur 1
tahun.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ramah Lingkungan/Tradisional</span><br />
Pencegahan secara ramah lingkungan ini dilakukan dengan mencampur
bahan kapur 1 kg dan belerang 1 kg serta air sebanyak 10 atau 20
liter,lalu diaduk hingga rata. Bagian tanaman yang terserang penyakit
karat puru dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut
disemprot/diolesi larutan kapur dan belerang tadi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kimiawi</span><br />
Upaya pencegahan secara kimia ini dengan melakukan penyemprotan secara
serentak pada persemaian dan lapangan pada saat gejala penyakit karat
puru mulai muncul dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif
tembaga.Penyemprotan dilakukan pada saat 3 minggu sebelum turun hujan.
Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dari bahan aktif tembaga
yang melekat pada permukaan tanaman sebagai pelindung terhadap
pertumbuhan spora Uromycladium tepperianum.Sementara selang waktu
penyemprotan adalah sekakali dalam dua minggu.<br /><br /> Dengan upaya
pencegahan yang dapat dilakukan tersebut,maka diharapkan kerugian akibat
serangan penyakit karat puru dapat dihindari, sehingga petani masih
dapat meningkati hasil panennya meski kurang begitu optimal.<br />
<br />
Sumber : http://budidayasengon.blogspot.com/2010/11/waspadai-tanaman-sengon-terserang.html mudah dan gratishttp://www.blogger.com/profile/09201199135029691039noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6748609371024250817.post-67040512013553807552012-08-16T17:34:00.002-07:002012-08-16T17:34:29.600-07:00Cara Budidaya Tanaman Sengon Dengan Pupuk SUPERNASA<h3 class="post-title entry-title">
<a href="http://budidayasengon.blogspot.com/2010/11/cara-teknis-budidaya-tanaman-sengon.html"></a>
</h3>
<div class="postmeta-primary">
<span class="meta_date">18:35</span>
<span class="meta_categories"><a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/albasia" rel="tag">albasia</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/budidaya" rel="tag">budidaya</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/pupuk%20supernasa" rel="tag">pupuk supernasa</a>, <a href="http://budidayasengon.blogspot.com/search/label/sengon" rel="tag">sengon</a></span>
<span class="meta_comments"></span>
</div>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEcAWZOSBI/AAAAAAAAAbk/TeKxhTVN42Q/s1600/cara%2Bmenanam%2Bsengon.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5539739808979372050" src="http://3.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEcAWZOSBI/AAAAAAAAAbk/TeKxhTVN42Q/s400/cara%2Bmenanam%2Bsengon.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 264px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 353px;" /></a></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Botani Sengon</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br /><br />Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – pe</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">taian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut :<br /><br />Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa).<br /><br />Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)<br /><br />Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tan</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">aman
sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45
meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon
bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu,
tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan
termasuk kelas awet IV - V.<br /><br />Kayu sengon digunakan untuk tiang
bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga,
pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.<br /><br />Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun maje</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">muk
menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna
daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus
sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.<br /><br />Sengon
memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar
rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol
kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat
nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.<br /><br />Dengan
sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon
ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu
kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’
di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.</span><br /><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Bunga
tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1
cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum
bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara
penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.<br /><br />Buah sengon
berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap
polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan
jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan
berlilin.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Habitat Sengon</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Tanah</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Tanaman
Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang
bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah
sekitar pH 6-7.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Iklim</span><br /><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Ketinggian
tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun
demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m
di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga
untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Curah Hujan</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Curah
hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai
pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam
tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas
suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai,
yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu
basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000
mm.</span><br /><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEcATy301I/AAAAAAAAAbc/DKRu-vIORII/s1600/budidaya%2Bsengon.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5539739808281645906" src="http://4.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEcATy301I/AAAAAAAAAbc/DKRu-vIORII/s400/budidaya%2Bsengon.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 259px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 347px;" /></a></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Kelembaban</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br /><br />Kelembaban
juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap
kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon
membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.</span><br /><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Keragaman Penggunaan dan Manfaat Kayu sengon<br /><br />Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Daun</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Daun
Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak
yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti
sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Perakaran</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar seb</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">agai
hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi
akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas
tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon
sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya
tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu
meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Kayu</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Bagian
yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah
batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon
banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan
berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat
peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek
api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.</span><br /><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Pembibitan Sengon</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br /><a href="http://2.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEiFN_635I/AAAAAAAAAbs/etpe1V7Xfjo/s1600/biji%2Bsengon.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5539746489694871442" src="http://2.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEiFN_635I/AAAAAAAAAbs/etpe1V7Xfjo/s400/biji%2Bsengon.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 205px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 388px;" /></a></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-style: italic; font-weight: bold;">a) Benih</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Pada
umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang
dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih
yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik
yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang
dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"> sengon yang baik sebagai berikut :</span><ul style="font-family: verdana;">
<li><span style="font-size: 100%;">Kulit bersih berwarna coklat tua</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Ukuran benih maksimum</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Bentuk benih masih utuh.</span></li>
</ul>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Selain
penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan
daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya
dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup
besar, maka daya tumbuhnya tinggi.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-style: italic; font-weight: bold;">b) Kebutuhan Benih</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Jumlah
benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami
dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-style: italic;">Keterangan :</span><ul style="font-family: verdana; font-style: italic;">
<li><span style="font-size: 100%;">Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Jarak tanam 3 x 2 meter</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Satu lubang satu benih sengon</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Satu kilogram benih berisi 40.000 butir</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Daya tumbuh 60 %</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Tingkat kematian selama di persemaian 15 %</span></li>
</ul>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Dengan
demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan
memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara
matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun
seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih
sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.<br /><br /><a href="http://2.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEjgWFl8rI/AAAAAAAAAb0/ebsG-799ugo/s1600/perendaman%2Bbenih%2Bsengon.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5539748055234245298" src="http://2.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEjgWFl8rI/AAAAAAAAAb0/ebsG-799ugo/s400/perendaman%2Bbenih%2Bsengon.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 230px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 400px;" /></a></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-style: italic; font-weight: bold;">c) Perlakuan benih</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Sehubungan
dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera
berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan ,
sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih
tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama
15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin
sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk
disemaikan.<br /></span><div style="font-family: verdana; text-align: left;">
<span style="font-size: 100%; font-style: italic; font-weight: bold;">d) Pemilihan Lokasi Persemaian</span></div>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Keberhasilan
persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan
tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih
tempat persemaian sebagai berikut :</span><ul style="font-family: verdana;">
<li><span style="font-size: 100%;">Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5%</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Diupayakan
memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang
musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.</span></li>
</ul>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu d</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">ibangun
persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang
memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana
pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu
pengetahuan yang cukup diandalkan.<br /><br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEkE-51VeI/AAAAAAAAAb8/uUjhsDSnR-4/s1600/pembenihan%2Bsengon.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5539748684666066402" src="http://4.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOEkE-51VeI/AAAAAAAAAb8/uUjhsDSnR-4/s400/pembenihan%2Bsengon.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 239px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 319px;" /></a></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"> penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">a) Penaburan</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Kegiatan
penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah
yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah
ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang
baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat
membentuk tegakan yang berkualitas.<br /><br />Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :</span><ul style="font-family: verdana;">
<li><span style="font-size: 100%;">Benih</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Bedeng tabur/bedeng kecambah</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Peralatan penyiraman</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Tersedianya air yang cukupdan sebagainya.</span></li>
</ul>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Teknik
pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap
rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm
belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal
10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk
menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.<br /><br />Penaburan benih
pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna
mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang
maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk
menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.</span><br /><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Penaburan
ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran
larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira –
kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih agar
pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10
hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.<br /><br />Penyapihan Bibit<br /><br />Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :</span><ul style="font-family: verdana;">
<li><span style="font-size: 100%;">Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Masukkan
media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang
(1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikuran</span><span style="font-size: 100%;">gi.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Setelah
media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong
plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap
kantong diberi satu batang kecambah.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Kantong
plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang
diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung tersengat
terik matahari.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Pada masa
pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk
ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif.</span></li>
</ul>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-style: italic; font-weight: bold;">c) Pemeliharaan</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Penyiraman</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pag</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">i
dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya
pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari
keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke
areal terbuka dan hari yang panas.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Pemupukan</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan "gir". Adapun pembuatan larutan "gir" adalah sebagai berikut :</span><ul style="font-family: verdana;">
<li><span style="font-size: 100%;">Siapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. </span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. </span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Tambahkan 500 gr pupuk SUPERNASA.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.</span></li>
</ul>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur </span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Penyulaman</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Penyulaman
dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan
segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Penyiangan</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Penyiangan
terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu
dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan
sampai akar bibit terganggu.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Pengendalian Hama dan Penyakit</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Beberapa
hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing,
sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang
disebabkan oleh cendawan.</span><br /><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><span style="font-family: times new roman; font-size: 85%;"><span style="font-size: 130%;"><br /><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Untuk
mengatasi serangan cendawan atau jamur pada tanaman bibit sengon bisa
diantisipasi pada saat awal pembenihan. Caranya dengan menggunakan GLIO.
GLIO merupakan produk pengendali hama & penyakit tanaman dari PT.
Natural Nusantara.<br /></span></span></span></span><a href="http://4.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOI0pP2zbKI/AAAAAAAAAcE/1eamOKJVfTY/s1600/glio.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5540048374854806690" src="http://4.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/TOI0pP2zbKI/AAAAAAAAAcE/1eamOKJVfTY/s400/glio.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 180px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 241px;" /></a><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><span style="font-family: times new roman; font-size: 85%;"><span style="font-size: 130%;"><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Natural
GLIO mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman,
mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi
tanah oleh Natural GLIO, mampu melindungi perkecambahan biji dan
akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit, aman terhadap
lingkungan, manusia dan hewan, selaras dengan keseimbangan alam, mudah
dan murah.<br /><br />Natural GLIO bersifat Hiperparasit terhadap pathogen
penyakit tanaman, sehingga terjadi persaingan tempat hidup dan nutrisi.
Natural GLIO mengeluarkan zat antibiotik yaitu Gliovirin dan Viridin
yang akan mematikan pathogen penyebab penyakit tanaman dan Natural GLIO
ini akan berkembang terus mengkolonisasi melindungi tanaman dari
gangguan pathogen.<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Petunjuk Aplikasi :</span></span></span></span></span><ul>
<li><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><span style="font-family: times new roman; font-size: 85%;"><span style="font-size: 130%;"><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">1
bungkus GLIO dicampur pupuk kandang/kompos 25-50 kg, diamkan kurang
lebih 1 minggu dalam kondisi lembab, baru kemudian digunakan sebagai
pupuk dasar.</span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><span style="font-family: times new roman; font-size: 85%;"><span style="font-size: 130%;"><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Untuk
tanaman yang sudah terinfeksi penyakit, jika terjadi gejala serangan
pathogen, maka 1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang matang atau kompos
2-3 kg lalu diamkan kurang lebih 1 minggu baru digunakan. Dosis 2-3
sendok makan pada tanaman terserang.</span></span></span></span></li>
</ul>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Seleksi bibit</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Kegiatan
seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit
dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik
dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan
prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam
sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan
yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan
pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang
merata.<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Penyiapan Lahan</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Penyiapan
lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau
komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada
tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan
digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan
manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;<br /><br />Pembersihan
lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan
padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak
mengganggu ruang tumbuh tanaman.<br /><br />Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).<br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Penanaman</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br />Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :</span><ul style="font-family: verdana;">
<li><span style="font-size: 100%;">Pembuatan
dan pemasangan ajir tanam : Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau
kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan
ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam,
dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak
tanam yang digunakan.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Pembuatan lobang tanam. Lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Pengangkutan
bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari
lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan
(lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan
sementara ke tempat penanaman.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Penanaman
bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati –
hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam
harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.</span></li>
</ul>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%; font-weight: bold;">Pemeliharaan</span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><br /><br />Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :</span><ul style="font-family: verdana;">
<li><span style="font-size: 100%;">Penyulaman,
yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang
baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam,
penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama
(sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak
tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai
pemeliharaan yang intensif.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Penyiangan.
Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman
pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma yang tumbuh
liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap
unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan
penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit
yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat
persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. Penyiangan
dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan
tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal
maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang
tumbuh.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Pendangiran.
Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan
maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan
tanman.</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Pemangkasan. Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).</span></li>
<li><span style="font-size: 100%;">Penjarangan.
Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih
leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada
saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan
sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar,
sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan
penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha )
dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa
yang akan ditebang pada akhir daur. Cara penjarangan dilakukan dengan
menebang pohon-pohon sengon menurut sistem "untu walang" (gigi
belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan
dan lajur penanaman.</span></li>
</ul>
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Sesuai
dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5
tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman,
penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan
lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan
ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan
prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan
yang ada.</span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana; font-size: 100%;">Sumber : http://budidayasengon.blogspot.com/2010/11/cara-teknis-budidaya-tanaman-sengon.html </span>mudah dan gratishttp://www.blogger.com/profile/09201199135029691039noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6748609371024250817.post-11512195525559206442012-08-16T17:31:00.001-07:002012-08-16T17:31:03.467-07:00PENYAKIT KARAT TUMOR PADA SENGON DAN PENGENDALIANNYA*)<ol>
<li>
<div style="text-align: justify;">
Gejala</div>
Karat Tumor pada Sengon memiliki gejala yang khas yaitu pertumbuhan lebih (<em>hiperplasia</em>)
pada bagian tumbuhan yang terserang. Gejala penyakit diawali dengan
adanya pembengkakan lokal dibagian tanaman yang terserang. Lama
kelamaan pembengkakan akan berubah menjadi benjolan-benjolan yang
kemudian menjadi bintil-bintil kecil atau disebut Tumor.<br />
Tumor yang timbul memiliki bentuk bervariasi mulai bulat sampai tidak
beraturan dengan diameter mulai dari beberapa milimeter sampai dengan
lebih besar dari 10 cm. Tumor tersebut dapat mengelompok atau menyebar
pada bagian tanaman yang terserang. Tumor yang masih muda berwarna
hijau kecoklatan yang diselimuti oleh lapisan seperti tepung berwarna
agak kemerahan yang merupakan kumpulan dari spora patogen. Tumor yang
sudah tua berwarna coklat kemerahan sampai hitam dan biasanya tumor
sudah keropos berlubang serta digunakan sebagai sarang semut atau
serangga lainnya.</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
Penyebab</div>
Penyebab Karat Tumor adalah Jamur <em>Uromycladium sp</em>. Menurut
hasil penelitian Old et al. Tahun 2000 ( A Manual of Diseases of
Tropical Acasias in Australia, Sout-East Asia and India) pada tanaman
akasia di australia, asia tenggaran dan india, diketahui yang
menyebabkan bintil-bintil dalam jumlah yang sangat besar pada tunas
berkayu dan bagian-bagian lain dari akasia dan albasia yang terserang
adalah <em>U. notabile</em> dan <em>U. tepperianum. </em></li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
Pengendalian</div>
Diupayakan dilakukan penanganan sedini mungkin terhadap serangan
Karat Tumor dengan cara mengetahui gejala-gejala serangan penyakit
tersebut. Pengendalian penyakit Karat Tumor dapat dilakukan dengan cara
mekanik yaitu dengan menghilangkan tumor pada bagian pohon yang
terserang. Tumor dikumpulkan dan dikubur dalam tanah agar tidak
menular. Setelah Tumor dihilangkan batang dilabur dan disemprot dengan
bahan sebagai berikut :<br />
1. Kapur 1 kg dilarutkan dalam air 5 – 10 liter (untuk 50 pohon).<br />
2. Belerang 1 kg dilarutkan dalam air 5 – 10 liter (untuk 50 pohon).<br />
3. Kapur dicampur dengan belerang dengan perbandingan1:1 dilarutkan dalam air 5 – 10 liter (untuk 50 pohon).<br />
4. Kapur dicampur dengan garam dengan perbandingan10:1 dilarutkan dalam air 5 – 10 liter (untuk 50 pohon).<br />
5. Belerang dicampur garam dengan perbandingan 10 : 1 dilarutkan dalam air 5 – 10 liter (untuk 50 pohon).<br />
<br />
Catatan :Bahan-bahan tersebut, untuk larutan labur lebih pekat
dibandingkan dengan untuk semprot. Sebelum digunakan larutan yang akan
disemprot terlebih dahulu disaring.<br />
<div style="margin-left: 42pt;">
<br /></div>
</li>
</ol>
*) disadur dari Booklet Penyakit Karat Tumor pada Sengon oleh Dra. Illa Anggraeni Puslitbang Hutan Tanaman Kementrian Kehutananmudah dan gratishttp://www.blogger.com/profile/09201199135029691039noreply@blogger.com0